Sabtu, 06 April 2013

Jeritan Sang penyair Dalam Lembaran Kusam

Mengarungi padang tandus yang gersang,
melewati batu-batu karang di bawah naungan sang surya.
Disana lah aku mengabdikan hidupku bersama karya perjalanan hari-hariku.
Kudapati pondok kubersemi dalam pepohonan yang rimbun disitulah ku bernaung.

Kudapati selembar karya indah nan abadi dari seorang penyair kala itu.
Sudah usam,coretan-coretan memori dalam lembaran putih seakan menjadi saksi bisu.
" Andai aku bisa berbicara,maka akan kukatakan bahwa tolong jagalah aku...."
begitulah kata yang sempat terbaca dalam lembaran tua itu.
Dalam benak ku aku berkata " hanyalah lembaran putih ini,dia bisa mgungkapkan seakan dia hidup dalam berkata-kata.

Lihatlah betapa agungnya jika keindahan dunia ini di lukiskan,dirupai karya sang penyair...?
Ibarat air yang mengalir karya-karya usam itu akan selalu abadi hingga akhir nanti.


( Mengenang Sang Penyair )

Rabu, 03 April 2013

" Kamu miliknya bukan milikku
andai saja kita dipertemukan sebelum dirimu memilikinya pasti kini kita sudah hidup bersama..." tuturku sambil mengusap air matanya.
" tapi apa yang harus aku lakukan sekarang untuk membuktikan bahwa aku mencintaimu ctndjho...? "pinta dirinya sambil nangis.
" tak ada yang kau lakukan tanpa kau buktikan bahwa dirimu mencintaiku,aku sudah percaya bahwa kini dirimu mencintaiku walau engkau harus mengkhianati cintanya....."

diantara Aku Dan Dirimu kita dibatasi oleh jurang pemisah,disekat oleh pembatas ibarat langit dan bumi cinta kita tak akan menyatu dan kita berdua tak akan hidup bersama....selamanya.

Sabtu, 23 Maret 2013

Duka 18 Januari

Dikala Senja hendak berlalu,
tangisan air mata dukapun kini menghampiri.
Terjadi tak terduga,hingga ku tak percaya kini engkau telah pergi meniggalkan dunia ini selamanya.

Bagaikan sebuah misteri,
dan meningglkan dunia ini dengan berjuta memori.
Ini bukan tragedi ataukah takdir hidup yang harus ku terima.
Tuhan...mengapa Kau ambil dia dari kehidupanku...?

Dirimu terbaring kaku,tanpa ada kata,hanya ada air mata dari kami meratapi kehilanganmu.
Dalam ligkaran lilin-kikin kecil dirimu berbaring...
Ku hanya pasrah diam seribuh bahasa mencoba tegar dalam duka yang mendalam...karena dirimu pergi bersama senja 18 Januari.

Selamat jalan kekasihku...selamat jalan kau bidadari manisku semoga engkau tenang di alam sana.
Doa kami mengiringi langkahmu menuju Sang Maha Pencipta....( + )

Jumat, 22 Maret 2013

SAHABAT

Dulu kita bersama,berbagai warna kehidupan semakin terasa.
Ada canda tawa,ada suka duka serta ada air mata yang mengiringi setiap kebersamaan kita dulu.
Kini kita jauh berbeda,tuntutan masa depan memaksa kita untuk berpisah.
Sahabatku....ingatkah kalian akan diriku?sahabat yang dulu selalu bersamamu?
Ku merindukan canda tawa kalian....

Respect & Peace.......

Menanti Fajar

Kegagalan yang ku gapai,
kehampaan hidup yang telah ku capai,
tak mudah bagiku untuk menyerah dalam menghadapi problema realita khidupan ini.
Pernah ada kata menyerah,sehinnga membuatku pasrah.dikalah hati dan pikiran mulai resah dan jiwa mulai gelisah tak mudah bagiku untuk Lupa siapa aku.Dan dimana aku berada dan siapa yang kusembah.
Tuhan kumenanti fajar keberhasilan di hari esok nanti.

Tarwan familie.